"Aku Benci Ditolak"



Aku senang karena beberapa hari yang lalu, ada pendaftaran untuk semua pegawai yang berminat untuk mendonorkan darahnya. Dan beberapa saat setelah briefing selesai, aku diingatkan oleh salah rekan kerja untuk segera mendaftar karena kebetulan, proses pengambilan darah bukan di lokasi kerja ku. Aku segera pergi ke lokasi tersebut. Hanya dalam hitungan menit saja, kami langsung sampai di lokasi. Sesaat ku sampai , salah seorang panitia langsung menyodorkan secarik kertas formulir pendaftaran. Sambil mengisi setiap pertanyaan di formulir tersebut, kemudian ku merogoh tas untuk mengambil kartu identitas ku.
“Pak, saya terakhir donor tanggal 13 Juli 2011 kemarin, apa saya sudah boleh donor lagi pak sekarang?” tanya ku kepada salah seorang panitia. Lalu beliau mengarahkan ku kepada petugas dari PMI. “Mba , apa saya sudah bisa donor lagi karena saya baru dua bln lebih donor kemarin?””Oh, ga pa-pa mba, minimal donor lagi memang 2,5 bulan mba.” “Wah , bagus deh”, seru ku dalam hati.
“Sebentar ya mba , saya mau cek HB mba dulu. Mba cukup istirahat akhir – akhir ini? Makan teratur? ” “Semua pertanyaan nya ku jawab dengan IYA, karena memang aku merasa sehat – sehat aja” “Golongan darah mba , O , tapi HB (haemoglobin) mba hanya 12,1 mba.” “Terus gimana mba?”Tanya ku. “Maaf mba, tapi mba tidak bisa donor dulu sekarang.” Perasaan ku kecewa sekali. Kesempatan ini ga selalu ku peroleh. Ya, namanya juga perempuan, setiap bulan juga mengeluarkan darah hehehe ^___*. Jadi ga bisa sebebas pria jika akan mendonor. Kapan saja bisa asalkan tidak dalam keadaan sakit.

Mendengar aku ga bisa donor saat itu, rasanya aku telah kehilangan satu kesempatan untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Hmmm…sebenarnya dari dulu aku takut banget sama yang namanya jarum suntik sama darah. Bener – bener takut..  Tapi aku tahu dan sadar , bahwa banyak orang – orang di luar sana yang sangat membutuhkan darah ku. Apalagi, golongan darah ku ini termasuk donor universal. Pasti akan sangat membantu pikir ku karena setiap pasien yang butuh darah bisa memperoleh transfusi darah ku. “Bagaimana jika ada pasien yang terluka parah dan kehabisan darah , namun persediaan darah habis, dan pada saat itu kalau saja aku mau memberikan darah ku, nyawanya bisa terselamatkan?” Mungkin agak ‘mendramatisir’ bagi sebagian orang namun pemikiran itulah yang kemudian membantu ku melawan rasa takut. Karena rasa takut hanya akan menunda kita untuk berbagi dengan sesama.

Aku hanya berharap semoga 3 bulan mendatang saat PMI datang lagi, kondisi ku sehat dan layak untuk menjadi pendonor untuk yang kedua kali ^______^ Amin… :D

Comments

Popular Posts